BALI UTARA – Sekumpul & Hidden Waterfall

No Comments »

So excited! Karena akhirnya one of my bucket list just checked! Dari dulu saya pengen banget berkunjung ke Bali Utara dan akhirnya kesampaian. Let’s start from my first stop, WATERFALL ! YEAY!

Destinasi yang wajib dikunjungi kalo ke Bali Utara adalah Air Terjun, kalo kalian googling pasti muncul banyak banget air terjun yang ada di Bali Utara, nah dari sekian banyak pilihan akhirnya saya memilih Sekumpul Waterfall karena berdasarkan google, rutenya gak terlalu sulit, dan foto-fotonya di instagram juga kece-kece.

Saya memulai perjalanan bersama Ega, pacar saya, dan Rein tema kami yang tinggal di Bali. Kami naik mobil dari Denpasar jam 6 pagi dan tiba sekitar pukul 8 pagi. Kalian tinggal ikutin google maps aja, pasti nyampe kok. Begitu tiba di lokasi kami sarapan nasi goreng dulu di warung kecil dekat air terjun, lumayan buat isi perut dan istirahat, pemandangannya juga bagus, ada ayunan buat foto-foto. 


foto di depan warung makan, bayar 10 ribu kalo mau foto


Di Gerbang masuk ke Sekumpul waterfall, kami ditawari jasa guide yang akan memandu ke lokasi, kata mereka jalanannya agak membingungkan, kalo gak pake guide bisa nyasar. Kami dikenakan tarif Rp 140.000 untuk bertiga sudah include tiket masuk, jadi seorang kalo diitung-itung sekitar 47ribu. Sementara kalo gak pake guide, biaya tiket masuk ke lokasi hanya 10-15ribu/orang saja. Kami memilih pakai guide, karena cari aman dan sekalian biar bisa ada yang diminta tolong buat fotoin dan jagain barang J

Perjalanan dari gerbang masuk ke air terjun ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 20-25 menit lewat jalan setapak, menurut saya trek nya tidak terlalu melelahkan, jalanannya aman tidak ada yang terjal, apalagi ditambah udara di sana yang cukup sejuk karena banyak pepohonan, jadi it’s okay! Dan betul saja jalanannya banyak yang bercabang gitu, jadi kalo gak pake guide mungkin agak bingung sih. Di sekitaran ada beberapa rumah warga, kalo kalian gak pake guide bisa tanya-tanya ke warga, atau ikutin turis lain yang pake guide kalo kebetulan ada yang lewat.

Akhirnya yang dicari-cari kelihatan juga, dari kejauhan kami melihat si air terjun Sekumpul yang cantik, saya sangat excited karena ini pertama kalinya melihat air terjun di Bali. Setelah mengambil foto, kami melanjutkan perjalanan turun untuk menyentuh langsung si air terjun Sekumpul. Si guide bertugas menjaga tas dan barang bawaan kami, sementara kami bermain-main di air terjun. Jangan lupa bawa baju ganti karena sudah pasti basah, meski dari jauh pasti kena cipratan air, karena alirannya deras sekali. 



sumber : doc. pribadi

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan beberapa meter ke air terjun lainnya yang masih di sekitaran lokasi tersebut, namanya Hidden Waterfall. Hidden waterfall tidak sebesar dan sederas sekumpul waterfall, tapi airnya dingin banget, lebih dingin dari air kulkas. Gigi saya sampai gemeretak saat berendam dan main air saking dinginnya, gak berlama-lama di sini, kami pun menyudahi trip waterfall ini. 

 sungai kecil di dekat hidden waterfall

sumber : doc. pribadi

Perjalanan balik dari air terjun ke gerbang masuk ternyata lumayan menguras tenaga karena treknya cukup menanjak, tapi masih ada di level yang aman dan wajar kok. Kami cuma berhenti sekali sekitar lima menit untuk beristirahat sejenak, lalu lanjut jalan lagi. So, my first waterfall experience was really fun! looking fot another beautiful waterfall next time :)

Tips:
Pakai sandal yang nyaman, karena bakal melewati sungai jadi pasti basah.



"Difficult roads often lead to beautiful destinations."

Bubur Ayam Tangki Aguan. Wajib dicoba!

No Comments »

Bubur Ayam Tangki Aguan 
Open : 06.00 - 01.00

Sudah dua kali saya makan di sini, selain rasanya yang nagih, rumah makan ini buka hingga larut malam, saya datang pukul 10 malam dan masih banyak pelanggan yang datang.

Selain menjual bubur ayam, kita juga bisa memesan menu pendamping seperti usus dan kuping babi, bakso goreng, otak-otak goreng, cakwe, kerupuk kulit babi dll. Buburnya bisa disajikan dengan dan tanpa telur, kuning telur mentah diletakkan dimangkok sebelum bubur dituangkan, sehingga akhirnya menjadi setengah matang karena buburnya sangat panas. Tekstur bubur pas menurut saya, tidak terlalu kental seperti bubur chinese kebanyakan, juga tidak terlalu encer. Paduan suwiran ayam, bawang goreng, cakwe, dan daun seledri membuat bubur ini sangat nikmat untuk disantap. Porsinya pas diperut dan mengenyangkan.

Untuk minuman, bisa memesan es liang teh yang berada tepat di depan gerbang, namun saat datang kedua kali, penjual liang teh nya tidak ada, sehingga saya memesan es teh biasa. Mereka juga menyediakan es susu kacang yang belum sempat saya coba. Overall, saya suka semua menu yang saya pesan. Enak dan membuat ingin balik lagi di lain waktu.

Pelayanan cepat dan ramah, tidak sampai lima menit, semua menu yang dipesan sudah tersaji. So, saya tidak akan review terlalu panjang, yang lagi mampir di daerah mangga besar bisa langsung coba sendiri lezatnya Bubur Aguan.

Total yang dibayar :
119.000
-2 porsi bubur ayam + telur
-2 usus babi
-1 kerupuk kulit babi
-1 baso goreng
-1 cakwe
-2 es teh tawar

Harga masing-masing menu saya tidak ingat, yang pasti untuk bubur dan telurnya harganya masih di bawah 25ribu, ususnya 12rb/pcs.

Bubur Ayam + Telur 

Usus Babi 

Tampak Depan


A Day in Gili Trawangan

No Comments »

Hello again! setelah gak posting setahun, dan posting-an terakhir tentang gundah gulana dan muram durja, mulai saat ini saya memutuskan untuk mengisi blog ini dengan postingan-postingan mengenai travelling, food, photography, DIY dan postingan bermanfaat lainnya, itupun kalo lagi pengen nulis aja, arab maklum ya.

So this is it..



YES LOMBOK! 

Jadi buat yang belum tau kenapa minggu lalu secara tiba-tiba saya dan sahabat saya Rara mendarat di Lombok, begini ceritanya.. Jadi itu bukan karena sok-sok short escape atau rencana holiday, tapi karena emang mendadak dihubungi sama salah satu brand perawatan rambut terkemuka di Indonesia untuk ikut ke Lombok karena kami memenangkan photo competition yang sempat diadakan brand mereka. Seluruh biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi ditanggung oleh Brand tersebut. Selama di Lombok kami diwajibkan untuk mem-posting minimal 10 foto per-hari di instagram beserta hashtag yang telah ditentukan, that's why instagram saya saat itu update mulu dan penuh dengan hashtag rambut-rambutan.

DAY 1
Gili Trawangan

Kami berangkat dari Jakarta dan flight pukul 6 pagi, lama perjalanan sekitar 2 jam dan kami tiba di Lombok pukul 9 Lombok (Waktu di Lombok 1 jam lebih cepat dari di Jakarta). Setibanya di Lombok, kami dijemput dengan mobil dan langsung menuju ke Gili Trawangan. Nah, Gili Trawangan ini ibaratnya kayak Kota Jakarta dan Pulau Seribu gitu deh, Gili itu pulau-pulau kecil yang ada di dekat Pulau Lombok, jadi ada tiga pulau kecil yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, nah kami berkesempatan mengunjungi Gili Trawangan. 

Untuk sampai di Gili Trawangan kita harus naik semacam fast boat gitu, untuk biaya dan lain-lainnya kurang tau karena semuanya gretongan selama di sini. Ini adalah pertama kalinya saya mengunjungi Lombok, meski sudah pernah ke Bali tujuh kali (hobi), tapi belum pernah sekalipun ke Lombok. Setibanya di Gili Trawangan yang terkenal itu, first impression saya ialah hmm biasa aja :( mungkin karena berekspektasi terlalu tinggi kali ya. Jadi Gili Trawangan di mata saya mirip-mirip Kepulauan Seribu, bedanya di sini banyak bule. Kami langsung ganti pakaian untuk Snorkeling, saya pun sudah tidak sabar untuk menikmati keindahan bawah laut di pulau ini. 

Dengan menggunakan perahu kayu, kami menuju spot snorkeling, dan byur saya pun langsung nyebur karena sudah tidak sabar melihat bawah lautnya. So gimana kesannya? Maafin nih :( serius ngga banget.. Airnya butek, sama sekali tidak jernih, ikan hampir gak kelihatan, terumbu karang apalagi. Jika dibandingkan pengalaman snorkeling saya sebelumnya di Nusa Lembongan, Bali, ini jauh banget. Lalu kami pindah spot snorkeling, dan hasilnya sama saja. Kata tour guide sih karena udah siang jadi arusnya deras dan bikin lautnya jadi gak jernih. 

Sebelum kuyup

foto underwater tanpa ikan.. ikannya sombong.

So guys, saran saya jangan terlalu berekspektasi dengan bawah laut di Lombok, nanti kecewa seperti saya huhu (untung gratisan). Jadi di Gili Trawangan bukan tempat yang tepat untuk menikmati keindahan bawah laut sih menurut saya, tapi kalo diving kurang tau ya, mungkin lebih bagus. Tempat ini cocoknya buat nongkrong-nongkrong cantik nunggu sunset, dan menikmati gemerlap kehidupan malamnya di cafe-cafe pinggir pantai, ya begitu deh. Oh iya di sini bisa juga keliling pulau naik sepeda atau naik andong loh. Meski kecewa dengan bawah lautnya, the best thing nya makanan di sini enak! Cafe tempat kami makan siang menunya enak-enak banget, saya lupa nama cafenya, maafin. Di sini juga jual Gelato yang super enak dan murah. Wajib di coba!


Best thing in Gili Trawangan

Sebenarnya di Gili Trawangan ada satu icon yang hits banget namanya "Ombak Sunset" semacam ayunan di pinggir laut gitu, banyak yang foto-foto di sana terutama pas sunset, tapi ntah mengapa ini tour tidak menjadwalkan ke sana, padahal kan nanggung ya, dan waktunya juga masih banyak. Ya apa mau dikata namanya juga gratisan, jadi wes ikut saja.


Ombak Sunset - image by google

Setelah selesai dari Gili Trawangan, kami dan rombongan menuju ke penginapan kami di daerah Senggigi. Ini kalo di Bali ibarat Denpasar gitu deh bentuk-bentuknya. Selama di perjalanan menuju tempat penginapan, kami singgah-singgah dulu ke tempat oleh-oleh khas Lombok (baru hari pertama udah belanja oleh-oleh sekardusan). Sebenernya oleh-oleh khas Lombok ya mirip-mirip kayak Bali gitu lah, kacang-kacangan, kopi, sambel, gelang, keripik dan kaos-kaos sewajarnya, tapi karena harganya murah meriah dan snack-snacknya juga enak-enak yauda beli aja. Beres belanja kami pun menuju ke penginapan kami yakni The Sentosa Resort & Spa, widih dari namanya kayaknya mewah ya. Kami pun bersih-bersih dan beristirahat, hari pertama di Lombok pun usai. 

Tansu!

No Comments »

Akhir-akhir ini lagi seneng banget makan Ketan Susu Kemayoran, biasanya disebut 'tansu', buat anak Kemayoran pasti udah gak asing lagi sama tempat ini. Tempatnya kecil banget, seadanya, tapi yang makan buset rame banget! Apalagi kalo malem minggu, biasa anak-anak muda mulai dari alay sampe orang yang pake kemeja pada nongkrong di trotoar makan tansu, ya ada juga alay yang pake kemeja sih. Karena tempatnya kecil banget, jadi tempat duduknya di trotoar tanpa penerangan, hanya dihiasi lampu motor dan mobil yang berseliweran, gawl bets gak cuy?

sumber : zomato.com

Awalnya gue menganggap kombinasi makanan ini sungguh aneh. Ketan pake susu kentel manis, pake kelapa, terus lauknya tempe sama rawit. Ketan pake susu sih masih wajar, tapi kan aneh kalo pake tempe? Tempe pake susu kentel manis ummm.. Tapi taunya pas nyoba ketagihan, ini salah satu makanan yang nagih di mulut gue, ngangenin gitu kayak kamu. Kalo makan di sana, jangan lupa pesen teh manis, nanti disuguhinnya pake poci, sedap! Biasa sih gue bawa pulang soalnya rame banget. 

Tempat ini buka 24 jam, yang jual ganti-gantian dibagi tiga shift sehari (penting banget infonya). 1 porsi tansu + 2 gorengan harganya GOCENG! Porsinya sedikit segede nasi kucing, tapi gue sih cukup, kalo kebanyakan ntar gak nagih lagi. Kalo malem udah pasti rame, tapi gak sampe lebay gitu sih ngantrinya sebentaran kok, kalo pagi gue kurang tau deh, mungkin rame juga orang sarapan.

Ini foto versi kalo lagi rame lebay


Ini versi biasa-biasa saja
sumber : obendon.com

Buat yang penasaran boleh main-main ke sini, cobain makanan hits anak kemayoran, hahaha.






Bukan anak selatan.

8 Days Trip to Bali (part 1)

No Comments »

(Sebenarnya posting-an ini sudah gue tulis lama sekali kira-kira satu bulan yang lalu, namun di tengah-tengah menulis tiba-tiba kepala sakit tidak tertahankan, jadinya baru bisa dilanjutin sekarang karena baru inget..)

Selamat Hari Sabtu! Di Sabtu yang nganggur ini, gue mau posting pengalaman yang belum gue share sama kalian, yaitu liburan gue bulan lalu ke Pulau Dewata, ini udah kali ke-empat gue mengunjungi pulau ini dan belum bosen juga. Kalo sebelum-sebelumnya gue mengunjungi tempat wisata yang umum dikunjungi wisatawan di Bali, trip kali ini gue berniat ke tempat-tempat yang gak se-mainstream itu walaupun tetep mainstream sih. Awalnya berniat ke lokasi yang bener-bener anti-mainstream kayak pantai-pantai yang belum terjamah dan tempat-tempat mistis di Bali, tapi akhirnya terhalang oleh jarak yang cukup jauh, jadi akhirnya mikir, terus mager, kayaknya ini faktor utama yang membuat lokasi-lokasi tersebut sepi.. Yauda langsung aja, siapa tau tempat-tempat yang gue kunjungi bisa menjadi referensi kalian saat berlibur ke Bali :)

DAY 1

Roti Canai dan Teh Tarik Warung Bunana
Tiba di Bali sekitar jam 8 malam, karena udah malem jadi langsung menuju penginapan yaitu homestay temen gue si Densky di daerah Jimbaran, selesai beres-beres langsung keluar naik motor nyari cemilan menuju Warung Bunana. Untuk lokasi jelasnya silahkan kepo sendiri di google ya.. Harganya super murah mulai dari Rp 5.000 - Rp 15.000, menu roti canai nya juga bervariasi mulai dari yang asin (cocol bumbu kari) sampai yang manis seperti rasa cinamon, coklat keju, keju susu, dan lain-lain, untuk minumannya ada teh tarik, jus, sirup-sirupan, softdrink, dan minuman-minuman lain pada umumnya. Asik banget buat nongkrong-nongkrong santai, pelayan-pelayannya juga friendly, dan yang penting rasanya enak dan bikin kangen buat ke sini lagi. Karena tempatnya cukup ramai, jadi kalo orderan agak lama datengnya, jadi saran gue kalo pesen sekalian aja jangan satu-satu, soalnya nanti makin lama nunggunya, selain roti canai di sini juga jual nasi kuning pake kari yang mantep juga, boleh di coba nih guys..

sumber : tripadvisor.com


DAY 2

I want to ride my bicycle ~
Hari ini tujuan kami adalah sepedaan di Ubud, udah terbayang macam Julia Robert di film eat, pray, love sepedaan di Ubud lewatin sawah-sawah yang indah. Namun tidak seindah itu saudara-saudara, siang itu panas banget, jalanannya juga nanjak, sirna sudah bayangan jadi Julia Robert, apalagi waktu itu gue lagi kurang fit, lagi radang tenggorokan, ya makin berat perjuangan gue nge-gowes sepeda. Nah, sepedaan ini bukan berarti gak ada arah tujuannya, tujuan kami adalah menuju ke Cafe Pomegranade yang berada di tengah sawah, namun sebelum sampai pada lokasi tujuan tidak ada salahnya kalo mampir ke tempat lainnya.

Nb : Sepeda bisa di sewa di rental-rental sepeda pinggir jalan tarifnya 15 ribu sampe lemes.

sumber : doc. pribadi


Sawah NOT FOR SALE
Gue gak tau nama tempat ini apa, yang pasti di tengah sawah ada tulisan gede NOT FOR SALE, kalo kata si Pacar, dulu ada bule yang mau beli sawah ini, tapi pemiliknya yang orang Bali asli gak mau jual, jadi akhirnya dia bikin sign 'NOT FOR SALE'  di tengah sawahnya, informasi tersebut boleh dipercaya boleh juga tidak ya.. Gue pribadi suka banget di sini, sawahnya luas banget dan sepi gak ada orang, liat kanan kiri cuma hijau, hijau, dan hijau, aaaahh i love green .. Boleh lah mampir ke sini, jalan-jalan di tengah sawah terus foto-foto, kapan lagi bisa jalan-jalan di sawah kayak gini kan? Anyway, buat yang lemah seperti gue, jangan naik sepeda ke sini deh, jalanannya nanjak dan cukup jauh, panas banget kalo siang-siang, kalo yang emang suka gowes mah seneng-seneng aja pasti.

sumber : doc. pribadi

itu di samping tulisan 'NOT FOR SALE'

Pomegranate Cafe
Perjalanan gowes kembali dilanjutkan, kali ini udah gak nanjak lagi, tapi turunan, wah gila seru banget, karena tadi nanjak banget, pas balik jadi curam banget, asli seru banget pas balik, sepedanya gak perlu di gowes lagi udah jalan sendiri dan kenceng banget, ati-ati aja harus selalu siap ngerem dan waspada banyak mobil dan truk yang lewat, sial-sial bisa jadi almarhum kalo gak ati-ati, lebay sih gue. Nah cafe ini letaknya cukup terpencil gitu, jadi silahkan browsing dulu sebelum menuju tempat ini karena kalo gue jelasin di sini juga pada gak ngerti kan, guenya juga buta jalan udah lupa.

Harga makanan dan minumannya kurang bersahabat di kantong yang cekak, paling murah sekitar di atas 40 ribu gitu kalo sama tax, jadi kalo mampir ke sini bolehlah minum-minum aja sambil nikmatin pemandangan sawah, untuk interior dan view di cafe ini sih gokil, keren banget, super love it! Kalo bukan di Bali kayaknya gak bakal nemu deh tempat katak gini. Pas banget abis capek panas-panasan naik sepeda, langsung duduk dan minum di sini, rasanya surga banget. Waktu itu gue pesen orange juice, lime squash, dan pannacotta, semuanya enak! Untuk berdua spend sekitar Rp 100.000 - 150.000 lah kira-kira kalo ngemil doang. Kalo udah selesai minum-minum dan nyemil bisa turun ke sawahnya juga loh buat foto-foto atau sekedar jalan-jalan aja.

Pomegranate Cafe
sumber : doc. pribadi

 Pannacotta
sumber : doc. pribadi

Ceking Rice Terrace
Sebelum meninggalkan Ubud, kami menuju daerah Tegalalang atau Ceking atau apalah pokoknya itu buat liat rice terrace, dari Ubud naik motor sekitar 20 menit, kalo naik sepeda lagi modar paling. Tema hari ini kayaknya back to nature banget ijo-ijo terus. Kami singgah di salah satu tempat makan yang view-nya langsung menghadap ke rice terrace, gue lupa namanya soalnya udah cape banget, but.. it such an amazing view, gue pun berpikir gimana caranya bisa buat rice terrace kayak gitu, keren banget. Sambil menikmati alam, bisa sambil ngemil pisang goreng, ngopi, ngeteh, ngelapa, ngejus, dan lain sebagainya, apalagi sore-sore gitu asik banget adem.

sumber : doc. pribadi

sumber : doc. pribadi

Soto Dobrak
Malam di hari ke-2 ini kami menutup hari dengan yang hangat, yaitu makan soto, kondisi gue juga semakin memburuk, radang tenggorokan makin parah suara udah kayak kodok batuk. Rasa soto dobrak ya standar rasa soto pada umumnya, bisa pilih mau yang daging, ayam, atau ceker. Harganya murah Rp 15.000,- udah sama nasi. Tempatnya dipinggir jalan gitu, makannya bisa lesehan atau di meja, lokasinya silahkan cek google ya soalnya cabang Soto Dobrak ini sepertinya ada banyak.

sumber : tripadvisor.com

DAY 3

Malem setelah makan soto dobrak, ternyata adalah puncak sakit gue, ambruk.. Gak bisa bangun dari kasur, begitu bangun gak bisa liat apa-apa rasanya dunia berputar, tenggorokan sakit, kepala sakit, badan panas banget. Untung ada pacarku yang siaga merawat, gue minum tolak angin gak tau uda sekotak kali, minum  OBH nelco special, minum air putih sebanyak-banyaknya, sama dikerokin, akhirnya pas tidur gue banjir keringet, dan puji Tuhan pas bangun badan udah enakan. Intinya kalo udah tau sakit jangan maksain naik sepede ke tempat yang mendaki, bisa jadi lo mati. Karena semua juga pegel menggowes kemarin, pagi hari ini kita leha-leha di rumah, yang lain pada berenang, gue nontonin aja..

Double Six Beach
Banyak yang bilang ini masih pantai Kuta/ Legian sih, tapi karena 2 tahun lalu si pacar bilang ini namanya pantai 66 yauda gue nyebutnya 66. Sambil nunggu sunset kami nyantai nge-bir sambil makan bakso, surga banget.. Tapi karena gue masih dalam pemulihan jadi gue nge-pocarisweat. Abis makan bakso, main-main di pasir, main ombak, foto-foto, dan emang bener deh kayaknya quotes kalo "Salt water heals everything" Gue rasanya udah gak sakit sama sekali, langsung sehat bisa lari-lari dan langsung sehat terus sampe hari esok dan seterusnya! YEY! Pantai 66 ini luas banget, buat main pasir, lari-lari di pinggir pantai sendirian, sama pacar, atau sama anjing asik banget, ombaknya juga enak buat yg lagi pengen main ombak.

sumber : doc. pribadi


sumber : doc. pribadi

sumber : doc. pribadi


Part 2 menyusul ya!

update : akhirnya gak jadi nulis part 2 karena kelamaan terus keburu males

Things that I Want (3)

No Comments »

Setiap tahun gue selalu menulis wish list gue di blog ini, baru dua kali sih tahun 2013 dan 2014, hampir seluruh yang gue tulis terwujud setiap tahun nya, yang belum terwujud cuma satu 'bisa berenang', emang gak bakat, sudahlah..

Nah di tahun ini gue belum sempet nulis karena pas Januari 2015 masih sibuk skripshit. Tujuan tulis wish list bukan buat kode ke pacar tentunya hahaha, ya tapi kode juga sih. Namun tujuan utamanya untuk memotivasi diri sendiri agar keinginan tersebut dapat terpenuhi, kalo semua terpenuhi rasanya ada kepuasan tersendiri, seakan naik satu level dalam hal pencapaian di hidup gue, oke lebay, bodo amat. Nah ini kalo mau liat wish list tahun lalu dan dua tahun lalu yang sebenernya gak penting-penting amat buat lo tapi penting kok buat gue. Nah kalo yang gak kesampean biasanya gue tulis lagi tahun depannya, sampe dapet.

Dan ini keinginan gue di tahun 2015, meski udah pertengahan tahun ya masih ada waktu untuk mewujudkannya, kali ini lebih serius, bukan sekedar barang-barang seperti gadget, tapi lebih ke pencapaian hidup, eaaaa.. Tapi pas nulis ini taunya ya gadget-gadget juga..


Things that i want in 2015

1. Lulus Kuliah
Di awal tahun 2015 gue berkeinginan untuk lulus kuliah 3.5 tahun dan Puji Tuhan hal ini sudah terwujud, gue pun sudah di wisuda dengan hasil yang cukup memuaskan dan mendapat predikat cum laude yang gue gak tau berguna gak tuh predikat untuk masa depan. Terima kasih atas doa, ucapan, dukungan, dan lain sebagainya, aku terharu.
2. C&K Bag
Gue bukan wanita yang demen pake tas. Biasanya gue beli tas apaan aja di olshop atau di ITC atau tas nyokap yang gak dipake, yang penting bisa buat taro dompet sama HP. Nah pas lagi jalan-jalan sama pacar liat-liat tas, pengen banget sama satu tas di c&k, tapi mahal yaudalah gue memutuskan untuk lupakan saja, tapi abis itu 1 minggu kepikiran, uring-uringan..

Mungkin bagi kalian gak mahal-mahal amat lah ck, tapi buat gue yang buy everything with my own money not my parents yah lumayan say. EH untungnya pacar peka dan pengertian, pas ultah dikadoin ini! Dan yang membuat gue terharu dan makin cinta karena dia menabung buat beli tas ini untukku <3

Rejeki pacar soleha, tapi tas nya udah 5 bulan baru pernah dipake 2x abis bingung pake kemana, gue kan kesehariannya ke digital printing sama ke JNE doang, kalo jalan-jalan ke Pulau-pulau, ke Pantai, terus abis ini mau ke gunung. Yaudalah kalo keseringan dipake nanti kusam :*

sumber : doc. pribadi

Jadi keinginan no. 1 dan 2 ini sudah sukses ya. Nah ini yang belum terwujud...

3. Keliling Jawa Timur
Setelah lulus kuliah, dan setelah bosan jalan-jalan ke Bali empat kali.. Gak bosen juga sih kan ada pacarku di sana, kali ini gue bertekad kuat akan keliling Pulau Jawa! Diawali dari Jawa Timur. Sebenernya dari dulu udah ada keinginan, cuma terhambat pada budget, nah sekarang udah ada pemasukan dikit-dikit ya bolehlah disisihkan buat menikmati keindahan Indonesia.

Kenapa Jawa Timur? 
Gue pengen banget liat "Little Africa in the Middle of Java" wetsss keren abis, nah 'afrika'nya Jawa ini adalah Taman Nasional Baluran. Awalnya gara-gara nonton acara travelling gitu di youtube, terus jadi pengen banget dan jatuh cinta sekali karena baru tau di Indonesia dan di Pulau Jawa ada tempat se-keren ini....

sumber : google.co.id

sumber : google.co.id

Nah, saat kepoin tempat ini, gue jadi cinta segitiga sama tempat lain yang masih deket-deket sini juga, namanya 'Kawah Ijen' terus abis itu jadi cinta segiempat sama yang lain namanya 'Pulau Menjangan'. Please... Mau banget ke tempat-tempat ini :(

Nah ini Kawah Ijen, kalo subuh gitu ada blue fire, udah kayak iklan kompor gas si api biru, keren banget kan? Kalo pagi juga gak kalah awesome, pengen banget liat aslinya. Kalo di Pulau Menjangan pengen snorkeling, setelah 2x gagal snorkeling, apakah tahun ini akan berhasil? Hmm

Blue Fire
sumber : google.co.id

 Kawah Ijen
sumber : google.co.id

 P. Menjangan
sumber : google.co.id

Satu lagi mau ke Bromo! Mau naik kuda..


4. GoPro!
Belum lengkap ni kalo travelling gak ada action cam, muehehehe... Kalo gak kebeli GoPro yaudah SJ-CAM atau Xiao Mi Yi juga jadi lah.

sumber : google.co.id

5. Young Enterpreneur! 
Etssss gaya banget cuy! Ya realistis aja kalo gak ada uang semua yang gue mau gak kesampean dong, setelah satu tahun belajar berwirausaha (Penasaran usaha apa? yuk cek IG : LIL_SILHUETTO sis), gue ingin tahun ini bener-bener fokus buat wirausaha, waktu kemarin ini gue masih galau mau ngantor apa wirausaha, tapi akhirnya (barusan) gue memutuskan untuk berwirausaha saja tahun ini, dengan alasan pendapatan sementara ini sama dengan bahkan lebih besar daripada ngantor, waktu fleksibel, gue jadi bos nya sendiri. Gak sendiri sih, berdua pacarku dong <3

Nah tahun ini selain ingin lebih serius melanjutkan usaha tersebut (kapan-kapan gue bahas ah di blog sekalian promosi), gue juga ada rencana mau buat usaha bareng sahabat gue, proyeknya masih rahasia, biar surprise. Bohong deh, belum tau mau usaha apa, pokoknya usaha, dapet duit, bisa makan.

Termotivasi level maksimal
sumber : google.co.id


6. BISA BERENANG!
Karena di tahun lalu ini belum berhasil, sekarang gue tulis lagi. Kendala utama kenapa gue gak bisa-bisa berenang adalah karena gue jarang berenang. Palingan 1 tahun 1-2 kali aja dan itu cuma main air. 

Kenapa jarang berenang?
- Tidak ada akses ke kolam renang yang dekat (biasa kalo orang-orang kan di kolam kompleknya, apartemen, atau tempat fitness, nah gue jauh dari itu semua). Kalo mau berenang di hotel mahal, sekitar 50 ribu/ dateng. Kalo di tempat murah, kotor. Serba salah...
- Tidak ada teman berenang, kalo sendirian ya siapa yang ajarin berenang, yang ada mati tenggelem.
- Kulit wajah sensitif, setiap abis berenang pasti muka merah dan ngelupas kalo kena air yang kaporitnya berlebihan, jadi kerjaan nanti malah ke dokter kulit.

Tapi gue pengen banget bisa berenang, karena gue ingin menjelajahi keindahan bawah laut. Kalo sekarang gimana mau ke bawah laut, diceburin ke kolam 2 meter aja palingan dalam waktu 5 menit gue jadi tinggal kenangan dan nama doang. Sulit banget ni keinginan yang ini, belum ada solusinya..

sumber : google.co.id


7. iPhone 5s atau 6
Gak pengen-pengen banget sih sebenernya, tapi tahun lalu gue wish pengen banget punya Galaxy S4 (saat itu baru-baru keluar gitu), terus akhirnya kesampean. Satu tahun kemudian S4 tercinta yang gue idam-idamkan saat itu hilang dicopet di bus, pengalaman dicopet pertama dan semoga terakhir. Dalam keadaan trauma akhirnya gue beli HP baru dengan budget seadanya, Galaxy Mega 2. Ketidaknyamanan terbesar adalah, kegedean (banget) dan kamera kurang oke, sisanya sih ya xoxo. Apadaya waktu itu otak blank abis kecopetan, asal beli aja, kalo dipikir-pikir kenapa gak beli iPhone 5 aja harganya gak jauh, kamera lebih oke. Ya untuk poin yang ini gak pengen-pengen banget, tapi kalo dapet ya alhamdulillah..

sumber : google.co.id



7. Spending Christmas Eve with him
Setiap Natal, kami selalu terpisahkan oleh lautan, jarak, dan waktu. meski kata RAN 'Meski kau kini jauh di sana, kita memandang langit yang sama'. Apa spesialnya, seluruh orang di bumi ini juga memandang langit yang sama --''

Maka di tahun ini aku berharap bisa merayakan Natal bersamanya..

sumber : google.co.id

.
.
.

sekian

Trip to Pulau Pari & Pulau Lancang

9 Comments »

Hello People
Setelah lama menghilang dari dunia blogger, akhirnya gue kembali dan akan memulai lembaran baru dengan sebuah informasi buat para backpackers yang mau trip ke Kepulauan Seribu. Check it out guys!

Ini adalah kali ketiga gue ke Kepulauan Seribu ala backpacker, setelah trip pertama ke Pulau Untung Jawa, dan trip kedua ke Pulau Pari, kali ini gue kembali ke Pulau Pari tapi ditambah bonus ke Pulau Lancang. Buat kalian yang ingin berwisata ke Kepulauan Seribu tanpa bantuan travel/tour, ini beberapa info dari pengalaman gue. Kali ini gue pergi bersama dua sahabat gue Jessalyn dan Nadia. 

Pagi itu pukul 05.30, kami berangkat menuju Pelabuhan Kali Adem yang terletak di dekat Pelabuhan Muara Angke, Pelabuhan Kali Adem ini adalah pelabuhan baru, dan jauh lebih bersih dan nyaman dibanding Pelabuhan Muara Angke yang bau amis dan banyak sampah. TAPI TERNYATA, tidak ada tanda-tanda kehidupan di Pelabuhan Kali Adem, setelah gue googling ternyata :

Pelabuhan Kali Adem berhenti beroperasi mulai Desember 2014, dikarenakan adanya masalah yang terkait dengan anggaran. Pelabuhan ini RENCANANYA akan beroperasi kembali April 2015. 

Jadi kami balik lagi menuju Pelabuhan Muara Angke, nah kalo mau pergi dari sini, langsung aja tanya-tanya ke orang-orang yang ada di dekat pom bensin pelabuhan, biasanya ada rombongan yang mau trip ke pulau pake tour, nah kita ikutan aja nebeng bareng mereka. Tarif kapal-nya Rp 40.000, kalo gak ada rombongan ya coba tanya-tanya aja deh ke orang-orang disitu, normalnya sih ada kok perahu yang mau berangkat ke Pulau-Pulau yang udah eksis, misalnya Pulau Pari, Untung Jawa, Tidung, Pramuka, Harapan, dsb, yang pasti dateng pagi-pagi aja ke sini sebelum jam 8 pagi. Alternatif lainnya bisa naik Kapal di Marina Ancol, tarifnya lebih mahal sekitar Rp. 150.000 karena boat nya bagus dan lebih cepat, atau yang berdomisili di Tangerang bisa juga berangkat dari pelabuhan yang di Tangerang, kalo gak salah namanya Tanjung Kait, ada juga Rawa Saban atau apalah, silahkan googling sendiri ya :))

Perjalanan dari Muara Angke menuju Pulau Pari kira-kira 1,5 jam, kalo dari Marina lebih cepet, palingan 1 Jam soalnya perahunya lebih kenceng jalannya. Gue pribadi prefer naik kapal di Muara Angke, karena kapal yang dari Marina ngebut banget dan bikin mual, buat yang mabok laut jangan coba-coba naik dari yang Ancol. Fix muntah.

Kapal Penumpang dari Muara Angke
sumber : google.com

Keadaan dalam kapal, karena weekdays jadi sepi, j
angan harap kosong gini kalo weekend
sumber : doc. pribadi

Kapal Penumpang dari Muara Angke (FYI aja)
sumber : google.com


Lanjut ke info penginapan. Buat backpacker, gausa khawatir masalah penginapan, di Pulau Pari rata-rata penduduknya menyewakan penginapan, jadi cari aja Bapak-bapak/ Ibu-ibu/ Abang-abang ato siapa aja yang lagi nongkrong-nongkrong asik di sekitar situ, mereka pasti akan membantu kita untuk menyewa penginapan, warga Pulau Pari ramah-ramah dan helpful banget deh. Kalo lo terlihat seperti orang yang kebingungan pasti mereka akan segera menawarkan bantuan. Penginapan di sini berwujud homestay, tapi udah bagus banget gitu pake AC, kamar mandinya pun bersih, kayak kos-kosan ajalah gitu. Untuk harga mulai dari 250.000 - 350.000 tergantung lokasi dan fasilitasnya. Gue beruntung banget dapet penginapan yang baru dibangun dan berlokasi dipinggir pantai, jadi begitu buka pintu langsung bisa liat pasir, laut, perahu, dan langit yang indah, harganya 300.000/ malam. Kamarnya super luas, bisa buat 8 orang kalo di muat-muatin, ada TV, AC, shower, closet duduk. Super nyaman! recommended deh!

sumber : doc. pribadi

sumber : doc. pribadi

begitu buka pintu view nya langsung pantai :))
sumber : doc. pribadi

Wisata di Pulau Pari adalah snorkeling, main sepeda keliling pulau, dan Pantai Pasir Perawan. Untuk snoekeling, tarif sewa pelampung, snorkel, dan kaki katak Rp 35.000, yang cukup mahal adalah sewa perahu untuk membawa kita ke spot snorkeling, yakni sekitar Rp 300.000/ perahu, kalo rame-rame jadi murah, kalo cuma pergi berdua atau bertiga yaudah nasib. Sayangnya waktu itu kami tidak sempat mencoba snorkeling dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan, karena kami harus pergi ke pulau lainnya. Untuk tarif sewa sepeda Rp 15.000/ per-sepeda, kayaknya terserah deh berapa lama, karena waktu itu gue nyewa cuma sekitar 1 jam, jadi kata ibunya bayar goceng aja :) Biasanya sepeda digunakan kalo kita mau pergi ke Pantai Pasir Perawan. sebenernya bisa jalan kaki, tapi ya untuk hemat waktu dan tenaga, lebih baik naik sepeda, sekalian berkeliling pulau.

Waktu gue ke sana, pantainya lagi surut, dan awannya mendung. Padahal kalo lagi cerah dan pasang, keren banget loh, bawaannya pengen nyebur.


Pantai Pasir Perawan yang udah mulai gak perawan
sumber : doc. pribadi

biar pasang masih ada spot buat berendam-berendam cantik kok
sumber : doc. pribadi

Dari Pulau Pari, kita bisa nyewa perahu nelayan buat menuju pulau-pulau lain yang ada di sekitar Pulau Pari, di sini gak ada loket-loketan, jadi semuanya sistem nego-nego aja. Waktu itu kami ditawari harga Rp 600.000 buat menuju menuju Pulau Lancang-Pulau Pari atau sebaliknya, tentu saja kami menolak karena itu cukup mahal untuk budget backpacker. Sebenarnya ada kapal yang langsung menuju Pulau Lancang, yakni dari Pelabuhan Kali Adem, tapi karena pelabuhannya tutup, jadi tidak ada akses langsung menuju Pulau Lancang kalo dari Jakarta, jadi harus transit dulu ke Pulau-pulau yang cukup ramai wisatawan.

KEBETULAN, lagi ada rombongan Bapak-bapak Satuan Polisi Pramong Praja atau yang kita kenal dengan sebutan SATPOL PP yang akan menuju kelurahan di Pulau Lancang untuk rapat anggaran, eh kami ditawarin buat nebeng ke sana, jadinya gratis deh!  Meskipun serasa lagi "diciduk" SATPOL PP hiks, yang penting gratis :)) Tapi, Bapak-bapak ini hanya pergi ke Pulau Lancang, dan tidak kembali lagi ke Pulau Pari, dari Pulau Lancang juga tidak ada akses ke Jakarta, hanya bisa ke Tangerang, kami pun berpikir keras bagaimana cara kembali ke Pulau Pari (Lagian udah nyewa homestay dan barang-barang udah ditaro di Pulau Pari). KEBETULAN lagi, Pak RW Pulau Pari lagi rapat di Pulau Lancang, dan sore hari Beliau kembali ke Pulau Pari, jadi lagi-lagi kami nebeng perahu GRATIS! Terima kasih Bapak-bapak SATPOL PP dan PAK RW Pulau Pari yang baik hati :))

Sayangnya, informasi di google tentang Pulau Lancang sepertinya tidak cukup update, menurut warga, Pulau Lancang jarang sekali dikunjungi wisatawan. Dari info yang gue dapatkan di google, Pulau ini memiliki wisata memancing, jembatan pelangi, pantai perawan, snorkeling, dsb. Tapi kenyataannya? Tidak ada. Pulau ini sepi sekali, hanya ada warga yang sedang duduk-duduk menghabiskan harinya, nelayan yang akan pergi berlayar, anak-anak kecil yang sedang bermain seusai sekolah, tempat pemakaman umum yang biayanya 60 ribu/ 3 tahun, dan hutan mangrove yang terletak di dalam Pulau ini, perjalanan menuju hutan mangrove cukup sulit, karena harus melewatu semacam semak belukar apalah itu, jadi kami meminta bantuan salah seorang warga untuk memandu menuju hutan mangrove, kalo pergi sendiri rasanya pasti tidak tahu kemana arahnya, lagipula ini juga bukan tempat yang tepat untuk berwisata, tujuan kami saat itu adalah untuk survey tugas akhir, jadi memang bukan untuk berwisata. Mungkin dulunya Pulau Lancang ramai, tapi karena akses dari Pelabuhan Kali Adem ditutup, Pulau ini jadi sepi wisatawan (Kali loh, gue juga gak tau). Padahal jika dikelola dengan baik, Pulau ini cukup berpotensi untuk dijadikan tempat wisata, misalnya dengan memperbaiki akses menuju hutan mangrove untuk para wisatawan (sok ide banget gue).

Naik kapal kecil bersama SATPOL PP
sumber : doc. pribadi

Dermaga Pulau Lancang
sumber : doc. pribadi

Perjalanan yang cukup sulit menuju pantai bakau
sumber : doc. pribadi

Pantai Mangrove/Bakau
sumber : doc. pribadi


Pantai Pulau Lancang
sumber : doc. pribadi

Balik ke Pulau Pari bersama rombongan Pak RW
sumber : doc. pribadi


Jadi intinya, kalo tujuan utamanya untuk wisata, tidak direkomendasikan ke Pulau Lancang, karena tdak ada sarana wisatanya, kalo buat penelitian, survey, kepo, ya bolehlah ke Pulau Lancang :)

Setelah kembali ke Pulau Pari, kami beristirahat, dan keesokan paginya, ketika membuka pintu kamar, alam menyajikan kami pemandangan yang indah, dan udara khas pantai. Setelah itu kembali ke Jakarta dan berakhirlah 2 hari menjadi anak Pulau :))

sunrise di Pulau pari
sumber : doc. pribadi

Pesan Moral :
Let's save our nature. Jangan buang sampah sembarangan, pantai-pantai indah ini makin lama makin kotor karena banyak wisatawan yang membuang sampah sembarangan. Laut makin lama tidak terlihat seperti laut melainkan kali. Kalo bukan kita, siapa lagi? Bapak-bapak rombongan RW yang merupakan warga dari Pulau Pari saja membuang sampah seenaknya ke laut, padahal bukankah seharusnya mereka menjaga tempat yang merupakan sumber kehidupan mereka sendiri? Saya cukup kecewa melihat mereka membuang bungkus rokok tanpa berdosa ke laut. Jadi, mulailah dari diri kita, supaya nanti anak cucu kita masih bisa menikmati keindahan Kepulauan Seribu, dan tempat ini tetap eksis, bukan sekedar sejarah tempat yang pernah ramai dikunjungi wisatawan :)

bijak mode : on